Sebagai jenis buah yang sangat populer, perbanyakan bibit tanaman mangga adalah hal yang sangat penting dalam proses penyebaran jumlah tanaman mangga dari varietas-varietas unggul agar menjadi lebih cepat dan lebih banyak. Dari perspektif perbanyakan bibit tanaman buah mangga, penyediaan batang bawah (rootstock) adalah hal yang paling krusial, karena tanpa ketersediaan batang bawah, perbanyakan bibit mangga hanya dapat dilakukan dengan cara-cara tertentu (cangkok atau stek misalnya) yang hanya akan menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah terbatas. Penyediaan batang bawah mangga dalam jumlah besar akan sangat membantu dalam menghasilkan bibit mangga dalam jumlah besar pula, khususnya jika metoda perbanyakan bibit tanaman yang dilakukan adalah metode okulasi (tempel mata tunas), meski sebenarnya metode selain okulasi juga dapat dilakukan, seperti metode sambung pucuk (top grafting), sambung samping (side grafting), maupun metode sambung sisi (bark grafting).
Berikut adalah contoh sederhana untuk menyiapkan bibit tanaman mangga asal biji (seedling) yang nantinya akan digunakan sebagai sediaan batang bawah (rootstock) dalam proses pembuatan bibit secara klonal (perbanyakan vegetatif), dimulai dari pemilihan buah mangga sebagai bahan utamanya hingga proses pembuatan bibit yang dikehendaki oleh pembuatnya.
Berikut adalah contoh sederhana untuk menyiapkan bibit tanaman mangga asal biji (seedling) yang nantinya akan digunakan sebagai sediaan batang bawah (rootstock) dalam proses pembuatan bibit secara klonal (perbanyakan vegetatif), dimulai dari pemilihan buah mangga sebagai bahan utamanya hingga proses pembuatan bibit yang dikehendaki oleh pembuatnya.
Langkah pertama dalam penyiapan seedling untuk mangga adalah mencari varietas-varietas mangga-mangga lokal yang penyebarannya sangat luas di seluruh penjuru tanah air. Mengapa harus mangga lokal ? Mangga lokal sudah teradaptasi sangat lama dan terbukti mampu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan setempat, dengan beragam variasi iklim (khususnya di jumlah sebaran hujan dan intensitas penyinaran matahari), dan teradaptasi pada jenis-jenis dan kondisi tanah yang berbeda-beda di setiap daerah, serta kemampuan untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan dari waktu ke waktu di tempat di mana tanaman mangga tersebut ditanam. Buah mangga yang dipilih dapat berasal darispecies Mangifera indica (seperti mangga : madu, lalijiwo, gedong, gedong gincu, podang, podang urang, endog, canting, golek, dermayu, dan lain sebagainya), maupun mangga yang berasal dari speciesMangifera odorata yang beraroma tajam (seperti mangga : kueni, pakel, dan lain-lain). Varietas mangga-mangga lokal umumnya mempunyai sistem perakaran yang bagus sehingga mampu menunjang pokok tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Jika bagian atas dari mangga-mangga lokal tersebut disambungkan dengan varietas mangga-mangga unggul, maka diharapkan akan menghasilkan kombinasi secara fisik antara sifat-sifat baik di sistem perakaran dari mangga lokal dengan sifat-sifat baik dari varietas-varietas mangga unggul yang memang hendak ditonjolkan, misalnya : sifat genjah, produksi tinggi, tahan hama penyakit, kualitas buah yang istimewa, dan sebagainya.
Bersihkan daging buah dari kulit biji dengan cara mengerat daging buah yang melekat dengan arah mata pisau, tegak lurus searah permukaan biji, lalu cuci sampai bersih, kemudian jemur di bawah sinar matahari hingga kering.
Pengeringan biji dilakukan agar kulit biji (pericarp) yang keras dapat dibuka untuk mengeluarkan keping lembaga (kotiledon) yang ada di dalamnya. Pericarp adalah lapisan yang cukup keras yang melindungi keping lembaga yang lebih lunak, namun pericarp yang cukup keras tersebut menghambat proses perkecambahan (germinasi) kotiledon. Pada varietas-varietas tertentu, lapisan pericarp terlihat sangat keras karena lebih tebal dibanding varietas lainnya, namun terdapat pula varietas-varietas mangga lain yang pericarpnya jauh lebih tipis sehingga lebih mudah dibuka dan dilepaskan.
Potong ujung kulit bijidi bagian yang kosong (berongga), agar keping lembaga yang berada di dalam pericarp dapat dikeluarkan. Pada beberapa varietas mangga lainnya, bagian yang kosong dan berongga justru bukan berada pada bagian ujung melainkan berada pada bagian pangkal sehingga bagian pangkal itulah yang dipotong. Masukkan bagian pisau yang runcing ke dalam celah bekas potongan di antara kulit biji tersebut dengan mata pisau menghadap ke atas dan iris sambungan kulit biji di bagian perut maupun bagian punggung biji (tergantung bagian mana yang lebih mudah diiris untuk dibuka), potong sambungan pericarp-nya dan belah kedua keping kulit biji dengan hati-hati agar tidak melukai keping lembaga yang berada di dalamnya.
Setelah kulit biji dibuka, akan ditemukan keping lembaga (kotiledon) dengan variasi bentuk yang bermacam-macam, tergantung varietas mangganya, dengan posisi calon akar (radicula) berada pada bagian bawah (perut).
Tampilan biji mangga yang sudah dibuka lapisan kulitnya (pericarp) dan keping lembaganya akan diambil untuk disemaikan
Bagian ini memperlihatkan kotiledon yang telah dipisahkan dengan pericarp-nya (contoh foto keping lembaga adalah varietas mangga canting asal kabupaten Tegal, Jawa Tengah)
Tampilan dari keping lembaga (kotiledon) yang siap untuk dikecambahkan dan tumbuh menjadi tanaman baru asal biji (seedling). Penghilangan pericarp akan mempercepat terjadinya proses perkecambahan (germinasi) antara 2 hingga 5 minggu dibandingkan dengan biji utuh yang tidak dihilangkan lapisan pericarp-nya. Selain lebih cepat, pertumbuhan bibit juga akan lebih seragam sehingga memudahkan dalam pemeliharaan.
Tanam keping lembaga dalam pot perkecambahan dengan posisi perut berada pada bagian bawah dan punggung berada pada bagian atas, tegak lurus permukaan media perkecambahan. Media perkecambahannya merupakan campuran antara 1 bagian tanah, 1 bagian pasir kasar, dan 1 bagian sekam bakar atau sekam segar yang dibasahi dengan air secukupnya agar media perkecambahan menjadi lembab. Media dibuat se-porous mungkin agar keping lembaga mudah untuk mengeluarkan calon akar (radicula) maupun calon batang (plumula) dengan pertumbuhan yang lurus sempurna. Simpan pot perkecambahan di tempat yang teduh dan terlindungi dari sinar matahari penuh maupun hujan.
Dalam waktu 5 hingga 7 hari, keping lembaga akan mulai berkecambah, ditandai dengan keluarnya daun muda dan radicula. Jika daun telah terbentuk sempurna, pindahkan tanaman muda tersebut ke dalam polybag dengan media tanam berisi campuran antara 2 bagian tanah, 1 bagian pupuk kandang atau kompos, serta 1/2 bagian sekam bakar atau sekam segar. Tanaman muda dalam polybag lalu diatur di tempat pembibitan dengan penyinaran matahari penuh
Jika ingin ditanam langsung di dalam polybag, gunakan polybag berukuran kecil terlebih dahulu (ukuran 6x12 cm, misalnya), dengan media tanam 2 bagian tanah, 1 bagian pupuk kandang atau kompos, serta 1/2 bagian sekam bakar atau sekam segar. Atur letak kotiledon ke dalam polybag dengan posisi perut menghadap ke bawah (bagian punggung berada di bagian atas) dan jangan sampai terbalik karena akan menghambat pertumbuhan calon akar, calon daun, serta menghindari bengkoknya pertumbuhan akar utama. Tutup semua kotiledon dengan sisa media tanam dan siram dengan sedikit air dan hindari penyiraman berlebih agar media tanam menjadi becek.
Atur polybag berisi semaian biji mangga ke dalam tempat yang memudahkan pengawasan dan jauh dari jangkauan hama-hama pengganggu yang nantinya mungkin menyerang tanaman muda tersebut, hama tikus misalnya. Jika dibuat dalam jumlah sedikit, polybag tersebut bisa diatur dalam pot kosong berukuran besar, misalnya pot berdiameter 40 atau 50 cm. Lakukan penyiraman secukupnya untuk menjaga kelembaban media tanam, namun hindari penyiraman berlebih agar biji yang disemai tidak mudah busuk.
Tanaman muda yang telah tumbuh dengan sehat diatur berjajar di tempat pembesaran pembibitan, dengan penyinaran matahari penuh agar calon batang bawah tersebut dapat tumbuh dengan normal dan dapat digunakan secepatanya sebagai batang bawah (rootstock) dalam proses pembuatan bibit mangga di tahap selanjutnya. Berikan pupuk NPK 20-10-10 dengan cara dikocor, dengan dosis 1 sendok teh pupuk NPK dilarutkan dalam 2 liter air dan diberikan secara teratur setiap 2 minggu sekali.
Saat tanaman mangga telah tumbuh membesar dengan diameter batang mencapai 7 mm, batang tersebut telah memenuhi syarat untuk diokulasi dengan mengambill entres (scion) dari pohon induk terpilih dengan varietas-varietas yang diinginkan, tergantung kepada tujuannya, apakah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk produksi bibit-bibit mangga secara massal sebagai bahan perdagangan.
Empat minggu pasca okulasi, plastik pengikat telah dapat dibuka dan dua tingga minggu kemudian, mata tunas dari varietas mangga terpilih akan tumbuh membesar menjadi tanaman baru yang "menempel" di batang bawah yang ditanam sebelumnya.
Pembuatan bibit mangga juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode sambung sisip, yakni menempel ujung ranting muda dari varietas mangga terpilih untuk menghasilkan tanaman mangga yang baru yang sesuai dengan keinginan si pembuat.
Variasi metode yang lain adalah top grafting yang menyisipkan potongan ranting di antara batang bawah yang dibelah di bagian tengahnya
Apapun metode yang digunakan untuk membuat bibit mangga, disesuaikan dengan keinginan dan kebiasaan pembuat, namun intinya adalah sama, menghasilkan bibit mangga dari varietas mangga terpilih dengan menyambungkannya ke batang bawah yang telah dipersiapkan dan ditanam terlebih dahulu sebagai mana yang dibahas pada topik kali ini.
SELAMAT MENCOBA dan PASTI BISA !!
kredit : Ieira
Thanks for reading & sharing Minta Informasi
0 comments:
Post a Comment